Thursday, March 31, 2011

Ketika Harus Memilih...

Hello my friends, terkadang hidup itu terasa begitu rumit dan aneh. Ketika menjalani kehidupan, banyak hal tidak terduga yang mau tidak mau harus kita hadapi. Kita senantiasa dihadapkan pada berbagai macam pilihan. Dimana setiap pilihan yang kita ambil, mempunyai konsekuensinya masing-masing. Ada sisi yang positif maupun negatif, semua itu adalah sebuah keniscayaan. Tinggal, bagaimana cara kita untuk menghadapinya.

Memilih bukan merupakan suatu perkara yang mudah, butuh waktu dan pertimbangan yang matang. Terkadang kita juga dihadapkan sebuah persoalan, dimana kita harus mengambil keputusan secara cepat. Cepat disini dalam artian, kita tidak mendapatkan banyak waktu untuk mempertimbangkan sebuah pilihan. Hal ini merupakan sebuah persoalan tersendiri.

Dari pemaparan diatas timbul sebuah pertanyaan, apa yang sebenarnya dipertimbangkan ketika membuat sebuah pilihan? Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, bahwa setiap pilihan itu memiliki konsekuensinya masing-masing. Ada sisi positif maupun negatif. Pada hakikatnya,ketika membuat sebuah pilihan, hal yang kita pertimbangkan adalah konsekuensi dari pilihan tersebut. Apakah pilihan tersebut, membawa manfaat ataukah sebaliknya?

Sebagai seorang manusia, kita tidak dapat mengidentifikasi keseluruhan konsekuensi dari sebuah pilihan. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting bagi seorang individu untuk mendiskusikan pilihannya dengan individu lain. Dari sana, kita bisa memperoleh cara pandang yang berbeda terhadap suatu permasalahan. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai suatu permasalahan, yang pada akhirnya menyangkut kepada pilihan yang akan kita ambil.

Setiap manusia memiliki cara yang berlainan ketika merespon dan menterjemahkan sebuah permasalahan. Apabila sebuah permasalahan itu kita ibaratkan sebuah kotak, maka cara merespon dan menterjemahkan permasalahan tersebut, dapat kita ibaratkan cara kita melihat kotak tersebut. Apakah kita melihat kotak tersebut dari sisi kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah, dari sudut kemiringan tertentu, atau mungkin kita melihat dari dalam kotak.Yang terpenting adalah, bagaimana cara kita menempatkan pandangan tersebut sesuai pada tempatnya.

Hal ini penting, mengingat tujuan awal dari diskusi kita adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai sebuah permasalahan. Jangan sampai kita terjebak kepada cara pandang orang lain. Apabila cara pandang orang tersebut, lebih utuh dan lebih lengkap dari cara pandang kita. Tentunya hal itu bukan merupakan sebuah masalah, karena hal tersebut akan melengkapi cara pandang kita. Permasalahannya adalah, apabila hal yang terjadi adalah sebaliknya. Cara pandang orang tersebut lebih sempit dan lebih dangkal dari cara pandang kita. Sudah barang tentu akan mempersulit diri kita ketika akan membuat sebuah pilihan. Oleh karena itu, akan lebih bijak apabila kita memiliki cara pandang kita sendiri. Dan cara pandang orang lain, kita jadikan sebagai pelengkap, untuk melengkapi cara pandang kita.

Tidak semua cara pandang orang lain, dapat dijadikan pelengkap cara pandang kita. Karena terkadang orang lain mempertimbangkan sebuah permasalahan berdasarkan kondisi yang dia alami,bukan kondisi yang kita alami, sehingga diperlukan sebuah penyesuaian berdasarkan kondisi yang sedang kita alami. Disamping itu, ada juga cara pandang orang lain yang tidak dapat kita gunakan sama sekali, karena cara pandang tersebut bersifat dekstruktif/merusak terhadap diri kita. Untuk itu,
diperlukan kembali yang namanya kejernihan pikiran.

Pikiran yang jernih adalah pikiran yang mampu menimbang segala sesuatunya secara proposional. Proposional disini dalam artian, sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini dan menunjang kearah pencapaian tujuan hidup kita. Bagaimanapun, setiap manusia mempunyai tujuan dan cita-cita yang ingin ia raih didalam kehidupannya, sehingga setiap saran dan masukan dari orang lain harus kita sesuaikan dengan nilai-nilai yang kita yakini, tujuan hidup kita, dengan tetap mempertimbangkan kondisi kita saat ini.

Agar pikiran kita jernih dan mampu menimbang segala sesuatunya secara proposional, diperlukan kejujuran terhadap diri sendiri. Jangan sampai kita dipengaruhi oleh ambisi,kesombongan, dan ego yang berlebihan, karena kesemuanya itu dapat mempersempit cara pandang kita, atau bahkan mungkin malah membutakan mata hati kita. Untuk dapat jujur kepada sendiri, merupakan sebuah persoalan lain, yang mungkin lebih sulit daripada memilih, karena ini merupakan salah satu persoalan manusia yang fundamental. Kita dituntut harus mampu secara utuh menerima dan mensyukuri diri kita apa adanya, baik itu kelebihan dan kekurangan kita. Untuk selanjutnya, memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita berikan.

Ketika harus memilih, sudah barang tentu kita mengharapkan konsekuensi yang lebih baik bagi diri kita. Untuk itu diperlukan sebuah pemahaman yang utuh, mengenai diri kita sendiri dan persoalan apa yang kita hadapi. Salah satu caranya adalah dengan sharing, atau berdiskusi dengan orang lain. Dengan saling berbagi kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai diri kita, dan permasalahan yang kita hadapi. Hal yang terpenting adalah, kita mampu menyesuaikan saran, masukan, dan cara pandang orang lain, dengan nilai-nilai yang kita yakini, tujuan hidup, dan
kondisi kita saat ini.

Untuk dapat menyesuaikan kesemuanya itu diperlukan sebuah pikiran yang jernih. Dan pikiran yang jernih hanya bisa didapatkan apabila kita sudah mampu untuk jujur kepada diri kita sendiri. Dimana untuk jujur kepada diri sendiri, merupakan sebuah persoalan tersendiri yang lebih sulit daripada memilih itu sendiri. Kejujuran diri merupakan sebuah hal yang fundamental yang dapat membentuk secara utuh pemahaman individu mengenai diri sendiri.

Tidak peduli apakah kita dituntut untuk membuat pilihan secara cepat maupun tidak. Apabila kita ingin membuat pilihan yang lebih baik, syaratnya tetap sama. Kita harus mampu memahami secara utuh diri kita dan permasalahan yang sedang kita hadapi. Perbedaannya adalah untuk pilihan yang harus dibuat secara cepat, intuisi kita akan lebih banyak mengambil peran. Sedangkan yang namanya intuisi itu bisa dilatih, semakin banyak jam terbang kita menghadapi suatu permasalahan, semakin tajam pula intuisi kita. Oleh karena itu apabila kita perhatikan, seorang pebisnis yang sudah malang melintang umumnya memiliki intuisi bisnis yang lebih peka dibandingkan seseorang yang baru terjun.

Ada satu hal lagi yang hampir saya lupakan. Ketika kita harus memilih, kita juga harus siap menghadapi semua konsekuensi dan resiko dari pilihan yang kita ambil. Mau tidak mau, kita harus menjalani proses dari pilihan yang kita ambil. Disinilah ketahanan dan daya juang kita diuji, apakah kita dapat menyelesaikan sesuatu yang telah kita mulai? Mungkin boleh dibilang, ini adalah proses tersulit didalam kehidupan manusia, yaitu menjalani kehidupan itu sendiri. Untuk tetap konsistent dan bertanggung jawab terhadap kehidupan yang dijalani, bagi saya pribadi adalah proses tersulit yang harus dijalani. Lantas, bagaimana dengan anda?

Walaupun begitu, kita sama-sama berjuang. Meskipun terkadang rasanya ingin menyerah, tetapi bukan itu akhir yang kita inginkan. Saya percaya semua orang ingin memiliki akhir yang indah didalam kehidupannya, dan senantiasa terus berjuang untuk mendapatkan akhir yang indah didalam kehidupannya. So..., jangan menyerah dan tetap semangat. ^_^